Artikel

Yayasan KNCV Indonesia

Baca selanjutnya

NILA MOELOEK: PERAN LINTAS SEKTOR UNTUK MENGAKHIRI TUBERKULOSIS DI INDONESIA

Menjadi Menteri Kesehatan di negara berkembang dengan 264 juta penduduk, tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM. mengingat banyak masalah kesehatan yang dihadapi. Selain gizi yang hingga saat ini masih menjadi program prioritas pemerintah, juga masalah tuberkulosis dimana Indonesia masih menempati urutan tiga dunia untuk beban kasus TBC tertinggi di dunia. Nila Moeloek adalah mantan Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo tahun 2014-2019.

Baca selanjutnya

COVID-19: USULAN PERTIMBANGAN BAGI KEBERLANGSUNGAN LAYANAN KESEHATAN TBC

Peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 setiap harinya tak bisa dianggap enteng. Hal ini membuat semua layanan kesehatan fokus dalam penanganan pasien Covid-19. Virus SARS-CoV-2 yang merupakan penyebab Covid-19 yang muncul di akhir tahun 2019, merupakan virus baru. Karena masih tergolong baru, sifat virus ini belum dapat dikenali secara pasti. Hal ini mengakibatkan para ahli belum mengetahui secara pasti obat apa yang efektif untuk penyakit ini. Yang pasti diketahui adalah penyebarannya yang sangat cepat, terbukti dari pertama kali ditemukan di akhir Desember 2019 hingga pertengahan Maret 2020 saat dinyatakan pandemik oleh WHO, telah terkonfirmasi 118,000 kasus yang tersebar di lebih dari 110 negara.

Baca selanjutnya

COVID 19: 10 USULAN RENCANA PENGENDALIAN KASUS SEHUBUNGAN DENGAN LAYANAN TUBERKULOSIS

WHO mengumumkan bahwa virus Corona sebagai pandemik per tanggal 11 Maret 2020. Tentunya hal ini memiliki dampak luas tidak hanya pada upaya penanganan virus yang terbilang baru ini, namun juga pada layanan kesehatan lainnya, termasuk juga bagi tuberkulosis. Seperti kita ketahui, tuberkulosis juga merupakan penyakit infeksi yang membutuhkan penanganan serius. Madhukar Pai, Director of the McGill International Tuberculosis Centre dalam tulisannya mengatakan bahwa sebelum virus yang bernama COVID-19 ini muncul, TBC telah menjadi penyakit yang membunuh 4,000 orang setiap hari, dan 1,5 juta orang setiap tahun. Bahkan TBC adalah pembunuh utama orang yang hidup dengan HIV/AIDS.

Baca selanjutnya

DI BALIK SLOGAN DAN LOGO KAMPANYE TOSS TBC

Pada acara gerakan bersama menuju eliminasi TBC 2030 yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2020 di Kota Cimahi lalu, Presiden Jokowi mengajak pemerintah daerah, serta masyarakat umum untuk berpartisipasi mencapai tujuan ini. Dalam pernyataannya beliau mengajak semua pihak untuk TOSS TBC. TOSS TBC merupakan kependekan dari Temukan TBC Obati Sampai Sembuh. Slogan dan kampanye TOSS TBC sendiri terbentuk saat persiapan acara Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2016.

Baca selanjutnya

SEJARAH HARI TBC SEDUNIA

Setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret, kita memperingati hari tuberkulosis sedunia. Tahukah kalian bagaimana asal muasalnya? Pada tanggal 24 Maret 1882, seorang ilmuwan bernama Dr. Robert Koch mengumumkan penemuan bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis di University of Berlin's Institute of Hygiene. Bakteri ini yang kemudian kita tahu sebagai penyebab penyakit tuberkulosis. Penemuan Koch ini dilatarbelakangi dengan kondisi dimana tuberkulosis tengah menyerang hampir di sebagian besar Eropa dan Amerika. Tentunya penemuan ini membuka jalan dalam upaya untuk diagnosa dan pengobatan tuberkulosis.

Baca selanjutnya

HKTP: PERLUNYA TES AUDIOMETRI BAGI PASIEN MDR TB

Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran (HKTP). Dikutip dari kemenkes.go.id, disebutkan bahwa berdasarkan data WHO diperkirakan ada sekitar 360 juta (5.3%) orang di dunia mengalami gangguan cacat pendengaran, 328 juta (91%) diantaranya adalah orang dewasa (183 juta laki-laki, 145 juta perempuan) dan 32 juta (9%) adalah anak-anak. HKTP diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan telinga dan pencegahan gangguan pendengaran.