Pada acara gerakan bersama menuju eliminasi TBC 2030 yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2020 di Kota Cimahi lalu, Presiden Jokowi mengajak pemerintah daerah, serta masyarakat umum untuk berpartisipasi mencapai tujuan ini. Dalam pernyataannya beliau mengajak semua pihak untuk TOSS TBC. TOSS TBC merupakan kependekan dari Temukan TBC Obati Sampai Sembuh. Slogan dan kampanye TOSS TBC sendiri terbentuk saat persiapan acara Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2016.
“Saat itu kita merasa perlu adanya slogan yang bisa merepresentasikan ajakan bagi pemerintah dan masyarakat untuk eliminasi TBC dengan cara yang simple dan mudah diingat. Kalau di program HIV ada TOP (Temukan, Obati dan Pertahankan), di TBC kita punya TOSS TBC,” ujar Erman Varella yang menjadi salah satu tim perumusan slogan TOSS TBC.
TOSS TBC menjadi sebuah kampanye pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati, dan menyembuhkan pasien TBC untuk menghindari penularan TBC di masyarakat. Dibalik logo TOSS TBC yang sering kita lihat di sejumlah kampanye tuberkulosis, ada seorang sosok muda sebagai desainer pencipta logo. Muhammad Thorofi namanya, pria berusia 22 tahun yang juga memiliki latar belakang sebagai desainer grafis ini mengatakan bahwa logo TOSS TBC ini menggambarkan tangan seorang anak dan tangan seorang dewasa. Gambar kedua tangan yang seolah-olah sedang melakukan toss ini merepresentasikan relasi pemerintah dan masyarakat, layanan kesehatan dan pasien, serta hubungan lain yang saling terkait sehubungan dengan eliminasi TBC.
Dari segi grafis, kedua simbol tangan ini digambarkan dengan varian warna yang berbeda-beda. Penggunaan sejumlah warna ini menjadi representasi simbol bahwa upaya TOSS TBC perlu melibatkan semua sektor baik dari pemerintah, fasilitas layanan kesehatan, sektor swasta, LSM, serta masyarakat secara umum. Slogan ini tentunya tidak akan bermakna apapun tanpa wujud nyata semua pihak untuk menemukan dan mengobati pasien TBC hingga sembuh dengan tuntas.
Editor: Melya Findi & Amadeus Rembrandt
Gambar: Amadeus Rembrandt