Setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret, kita memperingati hari tuberkulosis sedunia. Tahukah kalian bagaimana asal muasalnya? Pada tanggal 24 Maret 1882, seorang ilmuwan bernama Dr. Robert Koch mengumumkan penemuan bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis di University of Berlin's Institute of Hygiene. Bakteri ini yang kemudian kita tahu sebagai penyebab penyakit tuberkulosis. Penemuan Koch ini dilatarbelakangi dengan kondisi dimana tuberkulosis tengah menyerang hampir di sebagian besar Eropa dan Amerika. Tentunya penemuan ini membuka jalan dalam upaya untuk diagnosa dan pengobatan tuberkulosis.
Penemuan Koch menjadi langkah besar dalam membuktikan bahwa tuberkulosis dapat disembuhkan. TBC merupakan penyakit serius yang menyerang paru-paru dan menyebabkan kematian bagi penderitanya bila tidak diobati dengan tepat. Dilansir dari who.int, setiap harinya ada hampir 4.500 orang kehilangan nyawa karena TBC dan hampir 30.000 orang jatuh sakit karena TBC, padahal penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan. Dikatakan bahwa upaya global yang dilakukan dalam mengatasi persoalan TBC telah menyelamatkan sekitar 54 juta jiwa sejak tahun 2000 serta mengurangi angka kematian TBC sebesar 42%.
Selang satu abad setelah Koch mengumumkan temuannya, International Union Against Tuberculosis dan Lung Disease (IUATLD) mengusulkan agar 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Sedunia secara resmi. Pada tahun 1995, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan KNCV Foundation menjadi tuan rumah diselenggarakan pertemuan hari TBC sedunia pertama di Den Haag, Belanda. Dan kemudian setahun setelahnya, WHO, KNCV, IUATLD, dan organisasi terkait lainnya bergabung untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam peringatan hari TBC sedunia. Berikut adalah tema-tema peringatan hari TBC sedunia setiap tahunnya:
Sumber:
https://www.cdc.gov/tb/worldtbday/history.htm
https://www.who.int/news-room/campaigns/world-tb-day/world-tb-day-2020
https://en.wikipedia.org/wiki/World_Tuberculosis_Day
Editor: Melya Findi & Erman Varella
Gambar: Amadeus Rembrandt