http://202.70.136.179/ http://103.88.229.68/pisang/ http://202.28.24.203/ http://202.70.136.90/toto/ http://203.162.246.123/ http://103.134.17.25/free/ https://sinaf-ukom.kemkes.go.id/mod/xbola/
Sobat TB

Artikel

Yayasan KNCV Indonesia

Baca selanjutnya

TAHU TB: APA ITU TBC MASTITIS?

Infeksi tuberkulosis (TBC) tidak hanya menyerang organ paru, tetapi juga menyerang organ lain termasuk payudara. TBC ini disebut dengan tuberkulosis mastitis. Kondisi ini ditandai dengan payudara yang membengkak, muncul benjolan yang berbentuk bulat, konsistensinya kenyal, mudah digerakkan, dan jarang membesar. Di sisi lain, benjolan ini juga dapat mengalami infeksi sekunder oleh bakteri sehingga rentan pecah dan mengeluarkan nanah.

Baca selanjutnya

TAHU TB: BAGAIMANA PENGOBATAN TBC RESISTAN OBAT?

TBC Resistan Obat (TBC RO) bisa disembuhkan. Meski demikian pengobatan TBC RO berbeda dengan pengobatan TBC Sensitif obat. Ada 2 hal yang menjadi tantangan dalam pengobatan TBC RO, yaitu jangka waktu pengobatan yang lama dan efek samping obat. Secara umum pengobatan TBC RO berlangsung maksimal 24 bulan, namun jika hasil pemeriksaan menunjang maka pasien dapat mengikuti masa pengobatan yang lebih pendek, yaitu maksimal 11 bulan.

Baca selanjutnya

TAHU TB: MENGENAL PERBEDAAN JENIS-JENIS TBC RESISTAN OBAT

Berdasarkan Global TB Report 2020, pada tahun 2019, Indonesia mencatat 562.000 kasus TBC ternotifikasi, baik kasus baru dan kasus sembuh. Meski demikian, dari estimasi kasus 845.000, masih terdapat 283.000 yang tidak tercatat atau tidak terjangkau. Dari jumlah kasus tersebut, estimasi 24,000 kasus merupakan kasus pasien TBC Resistan Obat (TBC RO) dengan tingkat mulai pengobatan (enrolment rate) sebesar 48% (5.531 pasien). Angka ini di bawah target pengobatan, yaitu sebesar 90%. Pengobatan yang tidak standar terhadap pasien yang “diduga” TBC Resistan Obat atau TBC MDR yang dilakukan di layanan kesehatan semakin memperparah situasi resistansi kuman TBC.

Baca selanjutnya

TAHUTB: 10 REKOMENDASI PRIORITAS AKSELERASI ELIMINASI TBC

Upaya eliminasi TBC tidak hanya menjadi perhatian satu atau dua negara saja, namun para pemimpin dari semua negara anggota PBB telah berkomitmen untuk eliminasi TBC secara global pada tahun 2030 melalui strategi End TB. Pada akhir 2019, indikator global untuk mengurangi beban TBC melalui peningkatan akses ke layanan pencegahan dan pengobatan TBC serta peningkatan pembiayaan TBC telah menunjukkan hasil yang sesuai target. Hal ini dikatakan dalam executive summary Global TB Report 2020. Meski demikian, dalam summary ini juga disebutkan bahwa munculnya COVID-19 menghambat upaya eliminasi TBC yang telah berjalan. Dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang sangat besar dari pandemi COVID-19, turut menambah beban penanggulangan TBC.

Baca selanjutnya

GLOBAL TB REPORT 2020: BAGAIMANA CAPAIAN PENANGANAN TUBERKULOSIS DI TENGAH PANDEMI COVID-19?

Sebelum pandemi COVID-19, upaya penanggulangan tuberkulosis (TBC) oleh sejumlah negara cenderung stabil. Hal ini terlihat dari penurunan insiden sebesar 9% dan penurunan angka kematian sebesar 14% antara tahun 2015 sampai 2019. Termasuk juga adanya komitmen politik tingkat tinggi di tingkat global dan nasional. Di negara Indonesia sendiri, komitmen ini diwujudkan dengan penyelenggaraan acara Gerakan Maju Bersama Menuju Eliminasi Tuberkulosis (TBC) 2030 pada bulan Januari 2020 di Cimahi dan turut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo serta sejumlah pemerintah daerah dari seluruh Indonesia.