TBC Resistan Obat (TBC RO) bisa disembuhkan. Meski demikian pengobatan TBC RO berbeda dengan pengobatan TBC Sensitif obat. Ada 2 hal yang menjadi tantangan dalam pengobatan TBC RO, yaitu jangka waktu pengobatan yang lama dan efek samping obat. Secara umum pengobatan TBC RO berlangsung maksimal 24 bulan, namun jika hasil pemeriksaan  menunjang maka pasien dapat mengikuti masa pengobatan yang lebih pendek, yaitu maksimal 11 bulan.

Paduan pengobatan TBC RO terdiri dari minimal 4 macam obat dengan dosis sesuai dengan berat badan pasien, selain itu pasien juga akan diberikan vitamin B6 untuk mengurangi Efek Samping Obat (ESO). Pengobatan TBC RO terdiri atas 2 tahap, yaitu

1. Tahap Awal

Tahap Awal adalah tahap dimana pasien harus disuntik dan minum obat selama 5 hari dalam seminggu di Puskesmas/Rumah Sakit. Pengobatan ini  berlangsung selama 4-6 bulan. Tahap awal adalah tahap yang paling berat karena kondisi badan pasien sedang menyesuaikan dengan obat yang diberikan, banyak pasien mengalami mual, muntah, nyeri otot dan pusing yang berat di tahap ini. 

Banyak pasien TBC RO melaporkan perbaikan kondisi setelah selesai Tahap Awal (fase suntik). Perbaikan itu berupa hilangnya gejala TBC (batuk, demam), nafsu makan meningkat sehingga berat badan bertambah, dan bisa aktif kembali. Kemajuan pengobatan dipantau lewat pemeriksaan dahak secara rutin 1 bulan sekali pada Tahap Awal, dan 2 (dua) bulan sekali pada Tahap Lanjutan.

2. Tahap Lanjutan

Adalah tahap setelah selesai pengobatan tahap awal dan suntikan dihentikan. Pasien hanya akan meminum obat selama 7 hari dalam seminggu selama sisa waktu pengobatan, yaitu 5-20 bulan. Tahap lanjutan adalah saat yang menantang karena selain masih ada efek samping pengobatan, pasien akan merasa bosan untuk minum obat.

Untuk melakukan pengobatan TBC RO, sejumlah hal yang perlu dilakukan adalah pasien harus datang ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk mengambil obat dan meminumnya di depan petugas. Pasien harus meminum obat TBC RO di fasilitas kesehatan karena bertujuan untuk memantau proses pengobatan pasien, serta agar perawat/dokter bisa memantau efek samping obat. Jika pasien memuntahkan obat, maka biasanya perawat dapat memberikan obat pengganti. Agar bisa bekerja dengan baik, obat harus dihabiskan dalam waktu 30 menit. Obat yang disediakan di Puskesmas/Rumah Sakit adalah obat yang sudah teruji, berkualitas dan direkomendasikan WHO.

 

Ada tiga hal yang akan terjadi apabila pasien tidak menjalani pengobatan, yaitu pasien bisa menularkan TBC RO kepada keluarga terdekat yang tinggal serumah. Kedua, rasa sakit akan semakin parah karena jika tidak berobat tuntas kuman akan menjadi lebih resistan dari kondisi resistansi sebelumnya dan TBC menjadi lebih parah. Dan terakhir jika tidak diobati, penyakit ini bisa mengakibatkan kematian.

Prinsip pengobatan TBC RO sama dengan pengobatan TBC biasa, yaitu tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu. TBC Resistan Obat terjadi karena tidak terpenuhinya ketiga prinsip ini. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan pelayanan pengobatan TBC dan pasien dapat memenuhi prinsip tersebut agar tidak mengulangi hal yang sama. TBC Resistan Obat bisa sembuh dengan syarat pasien harus berobat hingga tuntas, sampai dinyatakan sembuh oleh dokter, melalui pemeriksaan medis.

 

Sumber:
Lembar Balik Edukasi Pasien TBC Kebal Obat www.kncv.or.id

Editor: Melya, Triftianti Lieke
Gambar: Amadeus Rembrandt