Yayasan KNCV Indonesia
Yayasan KNCV Indonesia
Yayasan KNCV Indonesia
Yayasan KNCV Indonesia
Jika seseorang menderita TBC aktif, maka penting melakukan pemeriksaan HIV untuk memastikan apakah dia menderita HIV atau tidak.
Yayasan KNCV Indonesia
Untuk mencegah infeksi TBC, ODHIV bisa menjalani Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) jika terbukti dari pemeriksaan Tidak terinfeksi TBC.
Yayasan KNCV Indonesia
Tuberkulosis merupakan penyakit berisiko, terutama bagi orang yang hidup dengan HIV. Orang dengan HIV lebih mungkin terinfeksi TBC dibanding mereka tanpa HIV. TBC sendiri adalah salah satu penyebab utama kematian di antara orang yang hidup dengan HIV.
Yayasan KNCV Indonesia
Tuberkulosis dapat terjadi pada semua populasi, termasuk mereka dalam kategori kelompok rentan seperti penyandang disabilitas. Kelompok ini kerap menghadapi risiko tertentu karena akses yang lebih buruk, baik pada askes informasi maupun layanan kesehatan. Kurangnya informasi dan pengetahuan terkait dengan tuberkulosis, berdampak pada minimnya kemampuan dalam melindungi diri sendiri. Selain itu, juga kemampuan dalam mengakses layanan membuat kelompok ini kerap kesulitan untuk mendapatkan penanganan yang memadai.
Yayasan KNCV Indonesia
Paska pemberian vaksin BCG, umumnya terjadi bisul atau luka bernanah pada kulit pada lokasi penyuntikan. Setelah beberapa waktu, bisul tersebut akan mengering dan menimbulkan jaringan parut (bekas luka). Bekas luka tersebut biasanya muncul dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin.