Hipertensi paru atau hipertensi pulmonal adalah suatu kondisi di mana tekanan darah tinggi terjadi di arteri pulmonalis atau paru yang membuat jantung kanan bekerja ekstra. Dilansir dari alodokter.com, disebutkan bahwa kondisi ini berakibat pada terganggunya aliran darah dari sisi kanan jantung menuju paru-paru untuk mengambil oksigen dan disebarkan ke semua organ. Akibatnya, darah akan sulit mengalir ke paru-paru dan tekanan pada arteri paru-paru menjadi meningkat. Meningkatnya tekanan pada paru ini dapat berdampak pada otot jantung yang melemah dan memicu gagal jantung.
Hipertensi pulmonal jarang terdiagnosis pada tahap awal dan baru disadari setelah penyakit tersebut berkembang selama beberapa bulan dan tahun. Gejala hipertensi paru sulit untuk dideteksi, karena cara mendiagnosanya sulit dan tidak ada keluhannya yang khas, seringkali mirip dengan keluhan penyakit paru atau penyakit jantung. Pada anak, hipertensi paru biasanya didiagnosis sebagai TBC karena memiliki gejala yang mirip.
Dari hasil penelitian yang berjudul Effect of Pulmonary Hypertension on Outcome of Pulmonary Tuberculosis, disebutkan bahwa hipertensi pulmonal sering terjadi pada pasien tuberkulosis paru aktif dan membutuhkan perhatian lebih.
Berikut adalah gejala-gejala pada hipertensi pulmonal, seperti sesak napas atau pusing selama beraktivitas, denyut jantung menjadi cepat. Selain itu juga ditemukan sejumlah gejala lain seperti
- Kaki dan pergelangannya bengkak karena penimbunan cairan (edema) dan jika parah dapat terjadi dalam rongga perut;
- Warna kebiruan pada bibir atau kulit (sianosis)
- Nyeri dada seperti ditekan, biasanya di bagian depan;
- Pusing bahkan pingsan;
- Kelelahan; dan
- Badan lemas.
Diagnosis hipertensi paru baru dapat ditegakkan dengan melakukan konsultasi kepada dokter dan serangkaian pemeriksaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan penanganan sedini mungkin agar tidak terjadi komplikasi. Selain itu, sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit melalui gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, beristirahat cukup, diet sehat, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat menurunkan risiko terjadinya hipertensi pulmonal.
Sumber:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1413867014000713#:~:text=respond%20these%20questions.-,Conclusion,new%20cases%20of%20pulmonary%20tuberculosis.
https://www.alodokter.com/hipertensi-pulmonal
https://www.instagram.com/p/CASYEq8AMzS/?igshid=1jaqbs6zkya0z
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi-pulmonal
Editor: Melya, Melinda Soemarno
Gambar: Amadeus Rembrandt