Anak lebih mudah tertular TBC dikarenakan kekebalan tubuhnya belum berkembang dengan sempurna. TBC juga merupakan penyakit yang sulit dideteksi jika pengidapnya adalah anak-anak. Hal ini dikarenakan sulitnya mendapatkan sputum dahak untuk uji diagnosis TBC. Padahal, sesuai dengan tata laksana penanggulangan TBC di Indonesia, sputum dahak masih menjadi alat uji diagnosis TBC. Berikut penjelasan mengenai bagaimana pemeriksaan TBC pada anak serta pengobatan yang harus dilakukan.
Bagaimana pemeriksaan TBC pada anak?
Diagnosis TBC pada anak dapat dilakukan melalui sejumlah tahapan pemeriksaan, diantaranya adalah:
- Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan diagnosis TBC. Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan spesimen dahak pada anak yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskopis atau Tes Cepat Molekuler (TCM)
- Uji tuberkulin atau tes mantoux. Pemeriksaan tuberkulin dilakukan pada anak dengan gejala TB untuk melihat adanya infeksi TB pada anak.
- Foto rontgen dada dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan gambaran klinik TBC paru.
Bagaimana pengobatan TBC pada anak?
Pengobatan TBC pada anak dibagi menjadi dua tahap yang diberikan selama 6 bulan. Pengobatan ini terdiri dari:
1. Pengobatan tahap intensif
Pengobatan ini dilakukan selama dua bulan pertama masa pengobatan, yang terdiri dari 3-4 macam obat, yaitu rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol untuk kasus TBC berat dengan total 1-5 tablet per hari sesuai dengan berat badan anak.
2. Pengobatan tahap lanjutan
Pengobatan ini dilakukan selama empat bulan atau lebih, yang terdiri dari 2 macam obat yaitu rifampisin dan isoniazid dengan total 1-5 tablet per hari tergantung berat badan anak.
TBC berat yang dimaksud merupakan TBC ekstra paru seperti TBC selaput otak, TBC Usus, serta TBC paru berat. Dan tentunya masa pengobatannya pun lebih lama, yaitu 9-12 bulan.
Siapapun berisiko terkena TBC, tanpa terkecuali anak-anak. Meski demikian TBC dapat disembuhkan dan diobati hingga tuntas. Masa pengobatan yang lama memang menjadi tantangan tersendiri, telebih bagi anak-anak. Dukungan orangtua tentu menjadi salah satu kunci penting agar anak dengan TBC dapat menjalani pengobatan hingga tuntas dan kembali sehat. Tentunya hal ini perlu didukung dengan asupan gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat.
Sumber:
https://www.yki4tbc.org/apa-itu-tb/tb-anak.html
https://tbindonesia.or.id/pustaka/pedoman/tb-anak/
Editor: Melya, Triftianti Lieke
Gambar: Amadeus Rembrandt