Pengobatan tuberkulosis bersifat jangka panjang, untuk TBC sensitif obat seseorang memerlukan enam bulan masa pengobatan. Sementara untuk TBC Resistan Obat lebih lama, yaitu 9-24 bulan. Meski demikian pengobatan yang dijalani ini juga perlu didukung dengan asupan nutrisi yang tepat.
Orang yang kekurangan gizi atau kekurangan berat badan menurut WHO meningkatkan resiko terkena TBC. Di sisi lain penderita TBC mengalami penurunan berat badan dan kekurangan nutrisi sehingga jika tidak mengalami perbaikan selama pengobatan berpotensi untuk terinfeksi ulang atau mengalami kekambuhan setelah pengobatan. Hal ini dikarenakan malnutrisi menyebabkan penurunan kekebalan, dan tubuh harus sekuat mungkin untuk mempertahankan diri terhadap serangan bakteri tuberkulosis. Jika seseorang tidak memiliki gizi yang cukup, maka dapat membuat TBC semakin parah.
Setelah sebelumnya dibahas mengenai komposisi makanan yang diperlukan mendukung kesembuhan pasien TBC, kali ini perlu juga diketahui apa saja konsumsi yang wajib dihindari oleh pasien TBC. Berikut adalah sejumlah hal yang perlu dihindari oleh pasien TBC untuk dikonsumsi:
- Minuman beralkohol, minuman keras dapat menambah risiko kerusakan hati akibat beberapa obat yang digunakan untuk pengobatan TBC
- Minuman berkarbonasi
- Teh, kopi, atau minuman berkafein
- Tembakau dan produk tembakau
- Bumbu dan garam berlebih
- Produk olahan, seperti gula, gandum putih, dan nasi putih dalam jumlah besar
- Daging merah tinggi lemak dan tinggi kolesterol
Selain memperhatikan asupan makanan, pasien TBC juga perlu menjalani pola hidup sehat seperti melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, yoga dapat membantu asupan makanan diubah menjadi massa otot, dan meningkatkan nafsu makan.
Sumber:
https://tbfacts.org/food-tb/
https://www.everydayhealth.com/tuberculosis/the-right-diet-to-beat-tuberculosis.aspx#:~:text=Limit%20refined%20products%2C%20like%20sugar,beans%2C%20tofu%2C%20and%20fish.
Editor: Melya, Didi Lazuardi
Gambar: Amadeus Rembrandt