TBC dapat menginfeksi siapapun, terlebih pada mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penderita Diabetes Melitus merupakan salah satunya. Mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga berisiko 2-3 kali untuk menjadi sakit TBC ketimbang dengan mereka yang tidak memiliki sakit Diabetes Melitus. Pasien TBC dengan penyakit Diabetes Melitus memiliki risiko yang dapat mengakibatkan kekambuhan, resistansi obat TBC, mengurangi produktivitas dan meningkatkan beban ekonomi bagi keluarga dan negara.
Seringkali penyandang Diabetes Melitus tidak mengetahui bahwa mereka sakit TBC, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu semua pasien TBC harus diperiksa gula darahnya, serta semua pasien Diabetes Melitus juga perlu dilakukan skrining TBC dan pemeriksaan rontgen dada. Kedua hal ini merupakan upaya untuk deteksi dini TBC dan Diabetes Melitus yang dapat dilakukan di fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Selain itu upaya pencegahan dan pengendalian juga penting dilakukan untuk mengurangi kedua beban penyakit ini, terutama pasien TBC dengan Diabetes Melitus. Sejumlah upaya pencegahan Tuberkulosis yang dapat dilakukan adalah:
- Menutup mulut saat batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissue, serta melakukan etiket batuk yang baik dan benar
- Tidak meludah sembarangan guna mengurangi potensi penularan
- Vaksinasi BCG pada bayi
- Menjaga lingkungan rumah selalu bersih dan sehat, memastikan adanya ventilasi yang baik agar sinar matahari dan sirkulasi udara dapat masuk ke dalam rumah
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi sesuai kebutuhan kalori
Pengendalian Diabetes Melitus juga perlu dilakukan dengan mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan tiap individu yang bergantung pada jumlah, jenis, dan jadwal makan. Jumlah makanan dihitung dari kebutuhan kalori berdasarkan berat bada ideal. Pasien Diabetes Melitus juga perlu melakukan cek gula darah secara berkala, serta mempertahankan berat badan ideal. Latihan fisik secara teratur juga menjadi salah satu kunci penting dalam pengendalian Diabetes Melitus, meski demikian tidak boleh dilakukan pada keadaan perut kosong atau sebelum makan, tetapi baik dilakukan 1 jam setelah makan.
Berdasarkan Global TB Report 2020, penyakit diabetes melitus merupakan salah satu dari lima faktor risiko bagi Tuberkulosis. Bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia tanggal 14 November 2020, menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit diabetes mellitus. Pola hidup yang sehat melalui konsumsi makanan gizi seimbang dan memperbanyak aktivitas fisik dapat membantu menekan risiko penyakit ini.
Sumber:
Poster – TB DM Tuberkulosis Diabetes Melitus https://www.kncv.or.id/publikasi/list.html
Editor: Melya, Aditiya Bagus
Gambar: Amadeus Rembrandt