Untuk mencegah infeksi TBC, ODHIV bisa menjalani Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) jika terbukti dari pemeriksaan Tidak terinfeksi TBC. TPT diberikan selama tiga bulan (dengan obat Isoniazid dan Rifapentin, atau, Isoniazid dan Rifampicin), atau enam bulan (dengan obat Isoniazid) kepada ODHIV yang terbukti tidak terinfeksi bakteri TBC. Menurut Buku Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) tahun 2020, ODHIV dengan usia kurang dari 2 tahun direkomendasikan menggunakan terapi 3 bulan Insoniazid dan Rifampicin atau 6 bulan Isoniazid tunggal. Sedangkan ODHIV dengan usia lebih dari 2 tahun, direkomendasikan menggunakan terapi 3 bulan Isoniazid dan Rifampentin atau 6 bulan Isoniazid tunggal. Tentunya perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter sebelum mengkonsumsi obat ini.

Selain TPT, pencegahan penularan TBC pada ODHIV adalah dengan meminum ARV (Antiretroviral) secara teratur, memeriksakan diri secara rutin ke dokter minimal 1 kali dalam sebulan, serta menerapkan pola hidup sehat dan etika batuk.


Sumber:

https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/tbhivcoinfection.htm

Green, Chris W. 2016. Seri Buku Kecil: HIV & TB. Jakarta: Spiritia.

https://www.health.nsw.gov.au/Infectious/tuberculosis/Documents/Language/indonesian-hiv-tb-connection.pdf

 

Editor: Melya, Wera Damianus