Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tidak semua orang yang terifeksi kuman TBC menimbulkan gejala, ada sebagian kecil orang tidak ada gejala atau tampak seperti orang sehat namun dalam tubuhnya sudah ada kuman TBC, kondisi ini disebut dengan infeksi Laten TBC. Seseorang dengan daya tahan tubuh menurun, maka infeksi Laten TBC dapat berkembang menjadi TBC aktif.

Sebagian kuman TBC juga sulit dimatikan hanya dengan 1 jenis obat saja dan akan aktif kembali bila tubuh menjadi lemah atau tidak menelan obat secara teratur. Beberapa faktor inilah yang membuat penyembuhkan penyakit TBC memerlukan kepatuhan pasien untuk menelan obat anti tuberkulosis (OAT) secara teratur/rutin selama minimal 6 bulan dalam bentuk obat kombinasi. Tujuannya untuk membunuh secara total semua bakteri penyebab TBC dalam tubuh seseorang.

Disebutkan bahwa sifat bakteri TBC sulit mati, atau matinya sangat lambat, sehingga OAT harus diminum selama beberapa bulan untuk memastikan bakteri tersebut hilang tuntas. Bahkan ketika seorang pasien mulai merasa sudah sehat, tetapi masih memiliki bakteri TBC di tubuh mereka, maka OAT harus tetap dilanjutkan hingga dipastikan seluruh bakteri TBC mati melalui tes cepat molecular (TCM).

Pengobatan OAT terdiri dari 2 fase, yaitu fase intensif pada dua bulan pertama yang bertujuan untuk menonaktifkan kuman/bakteri TBC, dan dilanjutkan dengan fase lanjutan empat bulan berikutnya yang bertujuan untuk mematikan kuman/ bakteri TBC.

Kedua tahapan tersebut berlangsung selama minimal 6 bulan, atau bahkan lebih hingga 12 bulan. Meski demikian lamanya pengobatan TBC, tergantung pada berat ringannya penyakit TBC yang diderita oleh pasien. Hal ini akan ditentukan oleh tenaga kesehatan yang menangani pasien berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan.

Berikut adalah 4 obat lini pertama untuk pengobatan TBC, yaitu:

– Isoniazid

– Rifampisin

– Pyrazinamide

– Ethambutol

Semua obat yang diberikan dokter, harus ditelan selama masa pengobatan. Jika hanya satu atau dua obat saja yang ditelan atau obat yang ditelan tidak sesuai standar pengobatan TBC, maka hanya sebagian kecil kuman TBC saja yang dapat dimatikan, sedangkan sebagian lagi akan tetap bertahan hidup dalam tubuh dan dapat menimbulkan kekebalan. Hal ini nantinya berisiko dapat mengembangkan resistansi atau kekebalan terhadap obat TBC.

Pasien yang sudah kebal terhadap OAT lini pertama, maka pengobatan TBC yang diberikan berbeda dengan pengobatan lini pertama. Pengobatan lini kedua ini memiliki jangka waktu pengobatan yang lebih lama, yaitu dapat mencapai 2 tahun.

Kepatuhan pasien untuk menjalani pengobatan hingga tuntas menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung keberhasilan pengobatan.

 

Sumber:
https://tbfacts.org/tb-treatment/
https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/tbdisease.htm

Editor: Melya, Wera Damianus