Vitamin D memiliki nama lain vitamin dari matahari hal ini dikarenakan hampir 80% vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari sinar matahari. Berdasarkan hasil penelitian terbitan Journal of Pharmacology & Pharmacotherapeutic, diperkirakan sekitar 50% orang di seluruh dunia mengalami kekurangan vitamin D. Padahal, jenis vitamin ini amat diperlukan oleh tubuh.


Vitamin D sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu vitamin D2 dan vitamin D3. Vitamin dari matahari sendiri merupakan jenis dari vitamin D3. Sementara vitamin D2 biasanya didapatkan dari makanan.

Dilansir dari hellosehat.com, kualitas vitamin D3 yang berasal dari sinar matahari jauh lebih unggul daripada vitamin D dari makanan. Hal ini dikarenakan vitamin D3 lebih mudah dicerna oleh tubuh dan dapat bertahan lebih lama dalam peredaran darah.

Vitamin D juga berperan penting dalam perlawanan terhadap infeksius serta mampu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, arthritis, depresi, kanker pankreas, kanker payudara, hingga kanker kulit.

 

TBC dan Vitamin D

Dikutip dari ahligizi.id, sejumlah ilmuwan mengatakan vitamin D dapat menjadi senjata ampuh untuk melawan tuberkulosis (TBC). Vitamin ini memiliki fungsi sebagai imunomodulator, yaitu mendukung dalam aktivasi makrofag untuk melawan bakteri termasuk bakteri TBC. Bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan defisiensi vitamin D dengan peningkatan risiko terkena TBC.

Terapi sinar matahari bagi pasien TBC pun ternyata sudah dilakukan sejak lama. Pada akhir tahun 1800-an, pasien tuberkulosis biasanya akan dikirim ke sanatorium, tempat perawatan yang kaya akan paparan sinar matahari. Ternyata terapi ini sangat mendukung proses penyembuhan pasien TBC. Terapi sinar matahari atau disebut helioterapi atau fototerapi diketahui mempercepat kesembuhan pasien TBC.

Terapi ini secara tidak langsung membantu pasien dalam mendapatkan asupan vitamin D yang tinggi. Kadar vitamin D yang tinggi akan mengurangi respon peradangan tubuh terhadap infeksi sehingga efek kerusakan pada paru ikut berkurang.

Saat ini sanatorium sudah tidak digunakan lagi sejak dilakukan pengobatan menggunakan Obat Anti TBC (OAT) serta penyuluhan di balai-balai kesehatan. Selain itu untuk mendapatkan terapi sinar matahari, pasien pun dapat memperolehnya dimanapun.

Meski demikian untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, selain dengan berjemur, tetap perlu didukung dengan asupan makanan yang mengandung vitamin D serta suplemen. Kebutuhan vitamin D dapat membantu agar tubuh kita tidak rentan terinfeksi baik virus maupun bakteri.

 

Sumber:

  1. https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1748926/vitamin-d-senjata-ampuh-untuk-lawan-tbc
  2. https://www.google.com/amp/s/ahligizi.id/blog/2021/03/24/tuberkulosis-dan-vitamin-d/amp/
  3. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/sumber-vitamin-d/
  4. https://lifestyle.kompas.com/read/2012/09/04/12185122/paparan.sinar.matahari.percepat.kesembuhan.tuberkulosis

Editor: Melya, Triftianti Lieke
Gambar: Amadeus Rembrandt