Ketika seseorang terkena TBC, bakteri TBC secara otomatis sudah menginfeksi paru-parunya. Apabila hal ini terjadi pada penderita dengan status HIV positif maka ia membutuhkan pengobatan secara rutin. Secara umum, Terapi antiretroviral (ART) yang adalah pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus pada pasien HIV diberikan setelah 2-8 minggu pasien TB-HIV mendapatkan OAT (obat anti tuberkulosis).
Orang dengan HIV (ODHIV) yang juga didiagnosis TBC paru tetap dapat dan harus mengkonsumsi OAT selama 6 bulan. Berdasarkan Permenkes 67 tahun 2016, prinsip pengobatan TBC pada ODHIV adalah sama dengan orang tanpa HIV. Hanya saja, pada ODHIV pengobatan perlu diikuti dengan konsumsi obat anti HIV (ARV).
Sumber:
https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/tbhivcoinfection.htm
Green, Chris W. 2016. Seri Buku Kecil: HIV & TB. Jakarta: Spiritia.
https://www.health.nsw.gov.au/Infectious/tuberculosis/Documents/Language/indonesian-hiv-tb-connection.pdf
Editor: Melya, Wera Damianus