Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular dan merupakan merupakan 1 dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia yang masih dijumpai sejumlah tantangan. Salah satunya adalah upaya penemuan kasus TBC yang masih belum optimal. WHO merekomendasikan perlunya penemuan kasus aktif berbasis komunitas pada populasi dengan angka insidensi TBC minimal 1% misalnya pada populasi pekerja migran (PMI).
Populasi PMI rentan akan masalah kesehatan dibandingkan pekerja pada populasi umum, termasuk risiko terkena TBC. Terdapat 3 faktor risiko yang menyebabkan PMI lebih rentan terkena TBC, yaitu faktor individu dimana banyak PMI yang ditempatkan tinggal di pemukiman padat penduduk yang melebihi kapasitas, rendahnya status sosial dan ekonomi, serta kondisi kekurangan gizi/malnutrisi di daerah asal; faktor hambatan sosial terkait bahasa, budaya, HAM, status imigrasi, layanan kesehatan yang tidak ramah terhadap PMI, dan stigma; faktor beban ekonomi dari penyakit: kondisi keuangan PMI yang kurang memadai dan apabila PMI sakit, maka akan menurunkan produktivitas dan berisiko kehilangan pekerjaan.
Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah PMI bermasalah yang meninggal tahun 2018 adalah sebanyak 155 jiwa, dan yang sakit 176 orang. Meski PMI telah berkontribusi dalam pemasukan devisa negara, namun perlindungan kesehatan pada PMI masih belum berjalan optimal sehingga terdapat cukup banyak kasus pemulangan PMI yang memiliki masalah kesehatan, dimana TBC merupakan salah satunya.
Editor: Melya, Yeremia PMR
Gambar: Amadeus Rembrandt