Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh berbagai  strain atau galur bakteri mikobakteria, umumnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 9 Juni 2020 lalu, dalam artikel berjudul A sister lineage of the Mycobacterium tuberculosis complex discovered in the African Great Lakes region” yang diterbitkan oleh nature.com, disebutkan bahwa galur bakteri tuberkulosis baru telah ditemukan di Rwanda, Afrika. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2019.

Galur bakteri baru tuberkulosis yang dikenal sebagai Lineage 8 (L8) baru-baru ini ditemukan pada seorang pasien warga Rwanda yang kemudian meninggal karena penyakit pernapasan tahun lalu. Strain atau  galur bakteri merupakan varian genetik atau sub-tipe dari mikroorganisme. Lineage 8 ditemukan menjadi galur bakteri tertua di antara semua tujuh galur bakteri TBC sebelumnya. Penemuan ini kemudian digambarkan sebagai "mata rantai yang hilang" dalam evolusi salah satu patogen tertua dan paling mematikan di dunia.

Tuberkulosis adalah salah satu patogen tertua yang menyerang manusia. Mycobacteria termasuk dalam Mycobacteriaceae dan ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Silsilah Mycobacterium tuberculosis diperkirakan telah berkembang dari nenek moyang yang sama di Afrika. Dalam penelitian yang dilakukan ini digambarkan  dua jenis Mycobacterium tuberculosis yang diisolasi dari pasien dengan TBC yang resistan terhadap multi-obat, mewakili garis keturunan yang belum diketahui, bernama Lineage 8 (L8), yang tampaknya terbatas pada wilayah Danau Besar Afrika. L8 merupakan saudara dari garis keturunan Mycobacterium tuberculosis yang dikenal selama ini. Penemuan ini memberikan petunjuk molekuler tambahan terkait dengan adaptasi gaya hidup patogen.  

Yang membedakan galur bakteri TBC baru yang baru ditemukan ini dengan TBC yang telah ada sebelumnya adalah galur bakteri TBC ini sudah kebal terhadap obat-obatan utama yang digunakan untuk mengobati Tuberkulosis, yaitu Rifampicin dan Isoniazid. Galur bakteri tuberkulosis baru ini awal ditemukan pada seorang pasien pasien laki-laki warga Rwanda, berusia 77 tahun, dengan HIV-negatif. Ia didiagnosis dengan TBC yang resistan terhadap rifampisin berdasarkan tes Xpert MTB/RIF standar untuk mendeteksi mutasi pada daerah penentu resistansi rifampisin. Hasil uji ini menunjukkan reaksi probe B dengan prevalensi 3%, yang kemudian dikonfirmasi disebabkan oleh mutasi yang terkait dengan resistensi rifampisin.

Awalnya pasien memulai pengobatan TB-MDR standar jangka pendek selama 9 bulan, dengan menjalani pengobatan moxifloxacin, kanamycin, protionamide, etambutol, clofazimine, dosis tinggi isoniazid dan pirazinamid. Meski demikian, setelah 20 hari menjalani perawatan pasien mengalami hipotensi hingga akhirnya meninggal karena kemungkinan gagal jantung. Dari hasil uji kepekaan obat, dikonfirmasi bahwa adanya resistansi terhadap rifampisin dan isoniazid, dan sensitif terhadap obat anti tuberkulois (OAT) lain termasuk etambutol, fluoroquinolon, dan suntikan lini kedua. Penemuan galur bakteri tuberkulosis L8 ini memberikan pemahaman baru mengenai bukti baru yang mendukung asal mula Mycobacterium tuberculosis  di bagian timur benua Afrika.

Dalam penelitian yang dilakukan disebutkan bahwa Lineage 8 tampaknya memiliki potensi menginfeksi lebih kecil dibandingkan dengan jenis bakteri TBC lain serta memiliki tingkat penyebaran yang sangat rendah dari orang yang terinfeksi. Hal ini kemudian disimpulkan dengan harapan bagi para peneliti medis untuk menemukan vaksin. Jean-Claude Semuto Ngabonziza, yang memimpin penelitian di Rwanda Biomedical Center, mengatakan bahwa galur bakteri tuberkulosis ini adalah yang tertua, sehingga dengan mengetahui mengapa bakteri ini tidak menyebar dan dapat melawan obat-obatan modern, maka akan ada peluang untuk dapat menemukan vaksin yang untuk mengatasi persoalan kesehatan ini.  
 

Sumber:
https://www.nature.com/articles/s41467-020-16626-6

 

Editor: Melya Findi, Yeremia PMR
Gambar: Amadeus Rembrant