Dukungan komunitas pendamping pasien merupakan peran yang tak kalah penting dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia. Hal ini yang kemudian menjadi visi POP TB Indonesia. Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berbasis komunitas yang bersifat sosial dan kemanusiaan, Perhimpunan Organisasi Pasien (POP) TB Indonesia berkontribusi dalam upaya penanggulangan TBC di Indonesia.
POP TB didirikan oleh organisasi pasien TBC untuk mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan layanan TBC yang komprehensif. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan organisasi pasien di daerah dan aktif dalam melakukan advokasi serta mendorong partisipasi organisasi komunitas untuk ikut berkontribusi dalam program TBC di Indonesia. POP TB merupakan organisasi payung yang menjadi jembatan antara pasien dengan pemangku kepentingan dalam program TBC. Hingga saat ini, anggota jaringan POP TB Indonesia tersebar di 19 wilayah di Indonesia, dari Medan hingga Papua.
Organisasi ini didirikan pada tahun 2016 pada Pertemuan Lokakarya Peran Organisasi Pasien dalam Penanggulangan TB di Indonesia di Surabaya. Adapun organisasi-organisasi pasien Tuberkulosis Resisten Obat yang terlibat adalah PETA Jakarta, KAREBA BAJI Makassar, REKAT Surabaya, TERJANG Jawa Barat, PANTER Malang, SEMAR Jawa Tengah, dan PESAT Medan.
Walaupun masih berusia muda, peran dan kontribusi POP TB telah banyak dan diakui bahkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Maka tak jarang POP TB kerap dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan strategis terkait program TBC, baik di tingkat nasional dan daerah. Empat fokus utama dalam kegiatan POP TB adalah meliputi pembentukan organisasi, peningkatan kapasitas organisasi, melakukan advokasi kebijakan anggaran, pengobatan dan isu terkait lainnya, serta mendorong peningkatan akses pasien TBC dalam melakukan pengobatan.
Peran komunitas dalam mendukung pengobatan pasien TBC, terutama TBC RO sangatlah penting mengingat angka putus obat yang tinggi dalam kasus TBC RO. Di tambah dalam situasi pandemi saat ini dimana persoalan sulit mengakses layanan, dan banyaknya layanan yang dialih fungsikan untuk respon COVID-19, penanganan dan penemuan kasus TBC yang berhenti, serta anggaran daerah yang berkurang menambah beban dalam upaya penanggulangan TBC. Oleh sebab itu menjadi peran komunitas dengan tetap bersinergi dalam melakukan kerjasama dan advokasi untuk mengatasi persoalan TBC.
POP TB Indonesia turut mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan layanan TBC yang komprehensif dalam pencegahan dan pengendalian TBC di seluruh Indonesia, lebih lanjut dalam kegiatannya POP TB juga turut mendorong masyarakat untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TBC di Indonesia. Persoalan TBC merupakan persoalan bersama dan menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah, layanan kesehatan, organisasi masyarakat, dan masyarakat untuk saling bersinergi dalam mewujudkan eliminasi TBC 2030 mendatang.
Sumber:
https://poptbindonesia.org/strategi-pop-tb/
Editor: Melya, Erman Varella
Gambar: Amadeus Rembrandt