Tuberkulosis merupakan infeksi kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. Pengobatan TBC membutuhkan waktu selama enam bulan, sementara bagi pasien TBC Resistan Obat membutuhkan waktu yang lebih lama, yaitu selama enam sampai dengan 24 bulan pengobatan. Jangka waktu yang relatif lama ini, perlu kedisiplinan dan dukungan dari keluarga atau orang sekitar dalam kepatuhan minum obat. Putusnya pengobatan berdampak pada kemungkinan pasien akan resistan sehingga level pengobatan sebelumnya harus ditingkatkan. Dan lebih berisiko lagi, baik dari sisi efek samping dan kemungkinan sembuh pengobatan maupun penularan kepada orang di sekitarnya.
Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi bagi pasien tuberkulosis untuk rutin mengikuti pengobatan hingga tuntas. Mengingat pentingnya peran keluarga, maka pembekalan pengetahuan mengenai tuberkulosis sangatlah diperlukan. Keluarga dari penderita TBC harus tahu bagaimana gejala, pengobatan, serta pencegahan penularannya. Peran keluarga dalam dapat dilakukan melalu motivasi pasien untuk segera memulai pengobatan, mengingatkan pasien untuk minum obat secara tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara (3T), membantu pasien secara ekonomi, maupun sosial.
"Penting sekali untuk selalu memberikan bekal pengetahuan kepada masyarakat supaya mereka paham ketika ada anggota keluarga yang terkena TBC mereka paham apa yang harus dilakukan," ujar Atalia Praratya, Ketua PKK Jawa Barat, istri Gubernur Jawa Barat.
Ditemui saat acara pencanangan gerakan bersama menuju eliminasi tuberkulosis 2030 di Cimahi, 29 Januari 2020 lalu, Atalia mengatakan bahwa hampir 100,000 kasus yang ditemukan di Jawa Barat mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga bisa dikatakan juga bahwa pola pendampingan keluarga ini juga menjadi salah satu indikator positif untuk upaya eliminasi kasus TBC.
Janmejaya Samal, Ranjit Kumar Dehury dalam jurnalnya yang berjudul Role of families in tuberculosis care: A case study mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi dalam pendampingan pasien TBC di India adalah karena kurangnya rasa percaya dari pasien TBC terhadap pola pendampingan yang diberikan oleh relawan maupun anggota keluarga. Hal ini dikarenakan secara medis mereka dianggap belum mumpuni untuk melakukan perawatan. Maka pemberian edukasi bagi keluarga pasien dan masyarakat mengenai tuberkulosis perlu terus diupayakan, sehingga pendampingan pada pasien dapat dilakukan oleh siapapun, terutama keluarga yang berada dekat dengan pasien TBC.
Editor: Melya Findi dan Erman Varella
Gambar: Amadeus Rembrandt