Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan parasit Plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Biasanya penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam, menggigil, sakit kepala dan berkeringat. Setiap tahunnya, di seluruh dunia memperingati Hari Malaria Sedunia (HMS) pada tanggal 25 April. Peringatan ini menjadi momen bagi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk terus gencar memperluas capaian wilayah bebas malaria.

Di Indonesia, jumlah penderita malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dari data Kementerian Kesehatan RI mencatat adanya penurunan sebesar 44% dari tahun 2010 sampai 2017. Meski demikian, masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di daerah endemis malaria, terutama di wilayah timur Indonesia, yaitu NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat, masih banyak yang menderita malaria.

Tahun ini, HMS diperingati di tengah pandemi COVID-19 yang juga membutuhkan layanan mendesak untuk penanggulangan. Meski demikian badan Kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa upaya menuju zero malaria tidak boleh diabaikan. Pemberian layanan kesehatan untuk malaria dalam konteks pandemi harus tetap berjalan dengan tetap memastikan perlindungan bagi petugas layanan kesehatan. Harus ada upaya penyadaran dan pencegahan yang secara terus menerus dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, swasta dan masyarakat terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk Malaria.

Sama halnya dengan tuberkulosis, penanganan COVID-19 tentunya memiliki dampak pada layanan malaria. Pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah tentunya membuat masyarakat juga cenderung berpengaruh terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit lain, termasuk malaria. Pedro Alonso, Director of the WHO Global Malaria Programme mengatakan jika masyarakat berhenti mengunjungi fasilitas kesehatan dan tidak mendapatkan kelambu, maka akan ada kemungkinan peningkatan kematian akibat malaria, yang sebagian besar terjadi pada anak-anak dan wanita hamil. Oleh sebab itu upaya zero malaria ini penting menggandeng semua pihak untuk tetap memiliki komitmen yang sama menuju eliminasi malaria 2030 mendatang. 

Tema yang diangkat HMS tahun ini adalah “zero malaria starts with me” (menuju zero malaria dimulai dari saya). Kampanye ini menjadi ajakan bagi semua pihak untuk tetap menjadikan isu malaria sebagai prioritas, baik bagi pemerintah, sektor swasta, masyarakat, serta komunitas dalam upaya pencegahan dan pengobatan malaria. Dengan tetap menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal, menggunakan kelambu, dan menjaga sirkulasi udara, harus terus dilakukan untuk mendukung upaya pencegahan..


Sumber:
https://www.who.int/news-room/campaigns/world-malaria-day/world-malaria-day-2020 
https://www.forbes.com/sites/madhukarpai/2020/03/29/aids-tb-and-malaria-coronavirus-threatens-the-endgame/
https://www.alodokter.com/malaria


Editor: Melya Findi dan Damianus Wera
Gambar: Amadeus Rembrandt dan Agatha Karina