World Hepatitis Day atau Hari Hepatitis Sedunia jatuh pada tanggal 28 Juli setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini mengangkat tema “Hepatitis-free future” atau bebas hepatitis di masa mendatang.  Pesan ini memiliki fokus pada pencegahan Hepatitis B (HBV) pada ibu dan bayi baru lahir. Penularan Hepatitis dari ibu ke anak atau secara vertikal memiliki kemungkinan sekitar 90% hingga 95%. Hal ini yang kemudian menjadi fokus dalam penanggulangan hepatitis saat ini, terlebih meminimalisir penularan dari ibu ke bayi baru lahir.

Hepatitis adalah peradangan Hati yang dapat disebabkan oleh infeksi Virus, penyakit lain atau kondisi tertentu seperti peminum alkohol berlebihan dan penggunaan obat2an tertentu yang dapat menimbulkan kerusakan pada hati. Di lansir dari laman klikdokter, hepatitis merupakan penyakit infeksius kedua tertinggi yang menyebabkan kematian setelah tuberkulosis. Berdasarkan data dari WHO, virus hepatitis B dan C telah menginfeksi 325 juta orang di seluruh dunia. Dari lima jenis utama virus hepatitis, yaitu A, B, C, D, dan E, hepatitis B dan C adalah penyebab paling umum kematian. Sebanyak 1,4 juta orang meninggal setiap tahunnya, ditambah pada situasi pandemi COVID-19, virus hepatitis terus menambah angka kematian setiap harinya.

Sama halnya dengan persoalan penanggulangan tuberkulosis, penanganan hepatitis juga terkedala dengan kondisi orang hidup dengan virus hepatitis namun tidak sadar, karena tidak terdiagnosis dan tidak menjalani perawatan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kelima jenis virus hepatitis:

  1. Hepatitis A

Hepatitis A adalah penyakit virus yang menyerang hati dan dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini juga bisa menular lewat kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Gejala hepatitis A beragam, diantaranya adalah demam, penurunan nafsu makan, diare, mual, rasa tidak nyaman pada perut, warna air seni lebih gelap, dan perubahan warna pada kulit dan bagian putih mata menjadi tampak lebih kuning. Melihat dari penyebabnya maka ketersediaan air bersih, makanan yang bersih, sanitasi yang baik, perilaku mencuci tangan yang benar,  dapat menjadi cara tepat untuk mencegah penularannya. Vaksinasi pada anak-anak dan orang beresiko tinggi merupakan salah satu cara pencegahan yang sangat direkomendasikan.

  1. Hepatitis B

Hepatitis B bersifat akut dan kronis serta membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu tertentu. Hepatits B juga menyerang hati dan dapat ditularkan oleh ibu kepada bayinya saat proses melahirkan, serta juga melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, seperti pada jarum suntik, tato, dan tindikan yang tidak steril, atau melalui cairan tubuh, seperti darah menstruasi, cairan vagina, dan sperma. Hepatitis B sering tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari kalau dia sudah terinfeksi. Meskipun demikian gejala yang dapat timbul adalah jaundice, air seni berwarna gelap, rasa kelelahan, mual, muntah, dan nyeri perut dan sering menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa penderita antara lain Sirosis dan Kanker hati, sehingga penderita dianjurkan untuk kontrol secara teratur ke dokter.

  1. Hepatitis C

Virus hepatitis C merupakan salah satu penyebab utama dari kanker hati. Virus tersebut ditularkan melalui paparan terhadap darah terinfeksi walau dalam jumlah kecil. Sama halnya dengan hepatitis B, hepatitis C juga bersifat akut dan kronis. Penularannya terjadi melalui jarum suntik, praktik kesehatan yang tidak aman, dan transfusi darah yang belum diperiksa keamanannya, serta praktik seksual yang berisiko. Gejalanya hampir serupa dengan gejala hepatitis lainnya seperti demam, lelah, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, air seni berwarna gelap, tinja berwarna abu-abu, nyeri sendi, dan jaundice. Hingga saat ini, belum tersedia vaksin khusus untuk hepatitis C.

  1. Hepatitis D

Infeksi virus hepatitis D (HDV) terjadi saat seseorang yang positif terinfeksi virus hepatitis B. Infeksi ganda HDV dan HBV dapat menyebabkan penyakit lebih serius dan menyebabkan kematian. Penularannya terjadi karena kontak langsung dengan cairan orang yang positif terinfeksi HDV. Untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan vaksin hepatitis B.

  1. Hepatitis E

Hepatitis E umumnya biasanya dapat sembuh sendiri dalam jangka waktu 4-6 minggu. Penyakit ini disebabkan arena konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi vírus hepatites E (HEV). Penderita biasanya akan disarankan untuk beristirahat dengan cukup, minum air yang banyak dan mengkonsumsi makanan bergizi serta menghindari alkohol.

 

Tentunya dengan mengenali gejala-gejala hepatitis, maka upaya untuk memeriksakan dan melakukan pengobatan kian meningkat. Pencegahan adalah kata kunci untuk Hepatitis bagi masyarakat. Tentunya upaya ini juga menjadi langkah penting untuk pencegahan serta menurunkan beban kesakitan akibat hepatitis di masyarakat. Sama halnya dengan tuberkulosis, hepatitis juga dapat dicegah dan diobati. Hepatitis A dan E dapat dicegah dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, sementara hepatitis B, C, dan D dapat dilakukan dengan tidak menggunakan jarum suntik, alat cukur, dan sikat gigi secara bergantian. 

Hari Hepatitis Dunia pada tanggal 28 Juli bertepatan dengan hari lahirnya penemu virus hepatitis B yaitu Baruch Samuel Bloomberg. Momen ini menjadi peringatan dan ajakan untuk meningkatkan perhatian, kepedulian dan pengetahuan berbagai pihak tentang besarnya masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh virus hepatitis.

Untungnya, hepatitis dapat dicegah, ditangani, dan sebagian jenis juga dapat disembuhkan. Akan tetapi, lebih dari 80 persen penderitanya tidak mendapatkan pelayanan pencegahan, pemeriksaan, atau penanganan yang sesuai.

 

Sumber:

  1. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3630662/hari-hepatitis-sedunia-2019-mengenal-penyakit-hepatitis
  2. https://www.who.int/news-room/events/detail/2020/07/28/default-calendar/world-hepatitis-day-28072020

Editor: Melya Findi dan Damianus Wera
Gambar: Amadeus Rembrandt