Indonesia merupakan negara dengan peringkat tiga di dunia untuk kasus tuberkulosis sebagaimana dinyatakan dalam Global Tuberculosis Report 2019 yang dirilis oleh lembaga kesehatan dunia, World Health Organization (WHO). Hal ini memperlihatkan kondisi bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah terpajan bakteri TBC, dan tanpa terkecuali orang dengan HIV (ODHA) yang memiliki penurunan sistem kekebalan tubuh.
Dalam artikel sebelumnya disebutkan bahwa vaksinasi BCG penting diberikan kepada balita sebelum usia tiga bulan sebagai upaya pencegahan infeksi bakteri TBC. Hanya saja di negara dengan prevalensi TBC yang tinggi, BCG dapat diberikan pada semua anak (sesuai pertimbangan dokter), kecuali mereka yang terinfeksi HIV/AIDS.
ODHA jauh lebih rentan terhadap perkembangan TBC aktif dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. Meski demikian, kita dapat melakukan pencegahan agar TBC tidak berkembang menjadi aktif. Upaya ini disebut dengan profilaksis. Profilaksis adalah prosedur kesehatan bagi masyarakat untuk mencegah suatu penyakit, salah satunya adalah pemberian pengobatan pencegahan. Sehubungan dengan TBC, obat yang diberikan untuk mencegah infeksi TBC adalah Isonizid atau biasa dikenal dengan PP-INH (Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid). PP-INH diberikan selama enam bulan kepada ODHA yang terbukti tidak terinfkesi bakteri TBC. Tentunya perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat ini.
Pengobatan INH ini juga kerap disebut sebagai IPT (isoniazid preventive therapy) untuk mencegah infeksi TBC aktif dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Profilaksis tidak dapat mencegah terjadinya infeksi ulang. Pada kondisi berisiko penularan TBC, manfaat pengobatan ini hanya berjangka pendek. Oleh sebab itu, sehubungan dengan risiko penularan TBC, sejumlah ahli merekomendasikan agar pengobatan ini dapat diberikan pada ODHA yang terpajan kasus TBC aktif dalam rumah tangga dan mereka yang berinteraksi dengan TBC aktif selama lebih dari delapan jam dalam sehari.
Selain dengan PP-INH, pencegahan penularan TBC pada ODHA adalah dengan meminum ARV (Anti Retro Viral) secara teratur, memeriksakan diri secara teratur ke dokter (minimal 1 kali dalam sebulan), serta menerapkan pola hidup sehat dan etika batuk.
Sumber:
Green, Chris W. 2016. Seri Buku Kecil: HIV & TB. Jakarta: Spiritia.
Editor: Melya Findi dan Angelin Yuvensia
Gambar: Amadeus Rembrandt