Berdasakan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, TBC termasuk dalam 10 besar penyebab kematian anak usia di bawah 5 tahun. Secara global, diperkirakan 1,12 juta anak menderita penyakit TBC, 47% di antaranya berusia kurang dari 5 tahun. Permasalahan utama kejadian TBC pada anak adalah sebagian besar kasus TBC pada anak tidak terdiagnosis karena tidak terdeteksi dan sulitnya untuk mengakses layanan TB. Melihat kondisi ini, bidan dianggap menjadi salah satu pihak yang berperan penting dalam membantu penemuan kasus TBC pada ibu hamil, bayi dan balita.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan tahun 2020 sebagai tahun Perawat dan Bidan. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan awareness serta mengkampanyekan peran penting mereka dalam mendukung kesehatan ibu dan anak. Salah satu peran penting bidan dalam kesehatan ibu, bayi dan balita adalah sebagai garda terdepan dalam memberikan akses pelayanan KIA dan KB di komunitas, dengan ruang lingkup praktik bidan adalah melakukan deteksi komplikasi pada ibu dan anak dalam hal ini berkaitan dengan upaya penemuan kasus tuberkulosis baik pada ibu dan anak.

Berdasarkan Permenkes No. 97 Tahun 2014, disebutkan bahwa pelayanan kesehatan kepada kehamilan yang diberikan kepada ibu hamil, terutama bidan bertujuan untuk memberikan kesehatan optimal bagi ibu dan bayi selama kehamilan. Salah satu pelayanan yang diberikan adalah deteksi ibu hamil terhadap penyakit menular termasuk tuberkulosis. Bidan dalam upaya penemuan kasus dapat melakukan penilaian berdasarkan pemeriksaan fisik, dan penunjang, seperti memperhatikan suara nafas tambahan berupa ronki basah kasar dari auskultasi, selain itu juga pemeriksaan penunjang seperti radiologi, uji mantoux, dan pemeriksaan bakteriologi dari dahak. Hal ini dapat dilakukan bagi ibu hamil untuk mencegah potensi penularan kepada anak mengingat perannya sebagai kontak erat dengan anak, serta sebagai penanganan dini bagi anak yang positif terinfeksi ataupun mencegah berkembangnya infeksi TBC anak laten menjadi TBC anak aktif.
 
Masih dalam rangkaian kegiatan hari anak nasional 2020, Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyelenggarakan kegiatan “Seminar Virtual Tuberkulosis Anak dan Peran Bidan dalam Penanggulangan Tuberkulosis Nasional”. Seminar ini bertujuan menyebarluaskan informasi TBC anak, meningkatkan pengetahuan, dan kompetensi dokter/perawat/bidan di fasyankes serta memperkuat komitmen dalam upaya pengendalian TBC khususnya dalam penemuan kasus TBC pada anak.

Dalam webinar daring ini, Dr. Dr. Finny Fitri Yani, SpA(K), UKK Respirologi IDAI, RSUP dr. M Djamil Padang mengatakan bahwa saat ini terdapat lebih dari 300.000 bidan yang tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Peran mereka dalam mendukung penanggulangan TBC dapat dibagi menjadi empat peran utama, yaitu melakukan skrining TBC pada ibu hamil untuk mencegah TBC neonatal, deteksi dini, investigasi kontak, dan pemantauan terapi pencegahan tuberkulosis dan pengobatan OAT. Hal ini turut diperkuat oleh pernyataan Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, Ketua Umum Pusat IBI (Ikatan Bidan Indonesia) terkait empat peran tersebut.

“Dampak TBC terhadap ibu hamil dan bayi dapat meningkatkan angka mortalitas dan mordibitas, sehingga bidan sangat berperan dalam menskrining ibu hamil, bayi dan balita, mengingat skrining ini harus dijalankan untuk mencegah terjadinya penularan,” Dr. Emi Nurjasmi dalam paparannya.

Bertepatan juga dengan hari persahabatan internasional hari ini, mengingatkan akan pentingnya peran bidan sebagai sahabat bagi ibu dan anak dalam mendukung kesehatan ibu dan anak, mulai sejak masa kehamilan, kelahiran serta mendukung pencegahan penularan penyakit, termasuk tuberkulosis.

 

Teks: Melya Findi
Editor: Aditya Bagus Wicaksono
Gambar: Amadeus Rembrandt