Orang dengan HIV (ODHIV) yang juga didiagnosis TBC paru tetap dapat dan harus mengkonsumsi OAT selama 6 bulan. Berdasarkan Permenkes 67 tahun 2016, prinsip pengobatan TBC pada ODHIV adalah sama dengan orang tanpa HIV. Hanya saja, pada ODHIV pengobatan perlu diikuti dengan konsumsi obat anti HIV (ARV).

Pengobatan ini diberikan untuk penderita TBC sensitif obat maupun TBC resistan obat. Berikut 6 hal yang perlu diperhatikan oleh ODHIV yang juga didiagnosis TBC untuk dapat menjalani pengobatan, yaitu:
1. Pengobatan TBC didahulukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian
2. Pada pasien HIV perlu diberikan vitamin B6 dalam pemberian OAT (INH)
3. Terkadang pasien ODHIV dengan TBC pada tahap awal dirujuk ke RS agar dosis obat dapat ditentukan dengan baik dan efek samping teramati dengan optimal. Jika tidak terdapat efek samping dan pengobatan berjalan baik pasien dapat melakukan pengobatan kembali di pusat kesehatan terdekat dengan rumah.
4. Pada pengobatan HIV dengan TBC waktu yang diperlukan 6-8 bulan (pengobatan TBC sensitif obat) dan 9-24 bulan (pengobatan TBC resistan obat)
5. Pengobatan HIV dengan TBC berulang atau kambuh dapat ditatalaksana dengan tambahan obat injeksi selama 2 bulan di awal pengobatan
6. Selama masa pengobatan pasien selalu dievaluasi dahaknya dengan interval waktu yang ditentukan dokter.

Keenam hal ini menunjukkan bahwa ODHIV tetap dapat mengkonsumsi OAT selain harus mengkonsumsi ARV.

Teks: Melya
Editor: Didi Lazuardi