Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis biasanya menginfeksi organ paru-paru, sehingga disebut dengan TBC paru. Lantas bagaimana dengan bakteri TBC yang menyerang organ lain di luar paru? Kondisi ini yang dinamakan dengan TBC ekstra paru, atau TBC yang terjadi di luar paru. TBC ekstra paru biasanya dapat menginfeksi organ di luar paru seperti kelenjar limpa, selaput otak, sendi, ginjal, tulang, kulit, bahkan alat kelamin. Tanda dan gejala TBC ekstra paru umumnya bervariasi, tergantung bagian organ tubuh yang terdampak. Meski begitu, ciri utama yang biasanya muncul adalah menurunnya kondisi fisik secara bertahap.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 20-25% kasus tuberkulosis terjadi di luar paru, sehingga dapat dikategorikan sebagai TBC ekstra paru. TBC ekstra paru dapat menginfeksi usia berapapun sejauh mana mereka memiliki sistem imun tubuh lemah, serta memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan HIV/AIDS. Selain itu dari laporan tuberkulosis yang dirilis WHO tahun 2019 disebutkan bahwa TBC ekstra paru di tahun 2018 menginfeksi 15% dari total 7 juta kasus yang ditemukan.
Jenis-jenis TBC ekstra paru
- Tuberkulosis milier
Atau TBC hematogen umum terjadi ketika infeksi bakteri tuberkulosis menginfeksi banyak organ tubuh dalam satu waktu. Penyebaran ini biasanya terjadi secara hematogen atau melalui darah. Kondisi ini biasanya lebih sering ditemukan pada pasien penderita HIV, penyakit ginjal kronis, pernah menjalani prosedur transplantasi organ, serta sedang menjalani pengobatan anti-TNF untuk mengatasi rematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena tuberkulosis milier adalah hati, limpa, kelenjar getah bening, selaput otak, kelenjar adrenal, dan sumsum tulang belakang.
- Tuberkulosis kelenjar getah bening
Jenis TBC ekstra paru ini banyak ditemukan di negara-negara tertentu di Asia dan Afrika. Kelompok yang paling berisiko mengalami TBC kelenjar adalah penderita HIV/AIDS dan anak-anak. Kondisi ini biasanya ditandai dengan adanya pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu atau beberapa bagian tubuh. Mendiagnosis TBC kelenjar getah bening cukup sulit, mengingat pembengkakan getah bening juga ditemukan pada kondisi kesehatan atau infeksi lainnya, seperti leukemia, limfoma, infeksi virus, toksoplasmosis, serta sifilis.
- Tuberkulosis tulang dan sendi
TBC tulang dan sendi umumnya terjadi pada anak-anak. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi tulang dan sendi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Ada 3 jenis TBC tulang dan sendi yang paling banyak terjadi, yaitu:
- Arthritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri TBC pada Sendi berupa monoarthritis kronis. Sendi yang umumnya terdampak adalah panggul, lutut, siku, dan pergelangan tangan.
- Osteitis adalah peradangan yang biasanya terjadi di tulang-tulang panjang, seperti kaki. Terkadang, kondisi ini muncul akibat arthritis yang tidak segera ditangani.
- Spondilodisitis adalah TBC ekstra paru yang terdapat di tulang belakang dan berpotensi mengakibatkan kerusakan serta cacat pada tulang belakang. Apabila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
- Tuberkulosis saluran pencernaan
Bakteri TBC juga dapat menyerang saluran pencernaan, biasanya disebabkan infeksi TBC paru yang bersifat aktif, serta terjadi ketika penderita menelan cairan yang terinfeksi M. tuberculosis.
Gejala dari kondisi ini cukup sulit dibedakan dengan kondisi kesehatan lainnya, yaitu:
- Sakit perut
- Perut kembung
- Kelelahan
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Berat badan menurun
- Diare
- Konstipasi
- Darah pada feses
Komplikasi yang paling umum terjadi akibat penanganan TBC saluran pencernaan yang tidak tepat adalah penyumbatan usus atau disebut juga TBC usus.
- Tuberkulosis meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh tuberkulosis lebih umum ditemukan pada balita berusia di bawah 2 tahun, serta orang dewasa yang mengidap HIV/AIDS.
Beberapa tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah:
- Sakit kepala
- Mudah marah
- Demam
- Kebingungan
- Leher kaku
- Lemah otot pada balita
- Fotofobia (sensitif terhadap cahaya)
- Mual dan muntah
TBC meningitis biasanya merupakan kondisi kesehatan yang berbahaya dan harus segera ditangani. Bila tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini berisiko mengakibatkan komplikasi saraf lainnya.
- Tuberkulosis perikarditis
Infeksi TBC yang menyerang perikardium atau jaringan selaput yang menyelimuti jantung. Tuberkulosis perikarditis biasanya terjadi setelah terdapat infeksi bakteri TBC di organ tubuh lainnya. Itu sebabnya, kondisi ini sering kali berhubungan dengan TBC milier. Jika tidak segera ditangani, TB perikarditis berpotensi memicu komplikasi pada jantung, seperti perikarditis konstriktif serta tamponade jantung.
- Tuberkulosis kelamin dan saluran kencing
TBC ekstra paru juga dapat terjadi di alat kelamin dan saluran kencing atau biasanya disebut dengan tuberkulosis genitourinari. Beberapa tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah:
- Sakit perut
- Nyeri saat buang air kecil
- Lebih sering buang air kecil daripada biasanya, terutama di malam hari (nokturia)
- Sakit di bagian punggung dan tulang rusuk
- Pembengkakan testis
- Terdapat sel darah merah di dalam urin
- Tuberkulosis efusi pleura
TBC ini biasanya jarang menimbulkan gejala apa pun, terutama jika jumlah cairan yang terdapat di pleura kurang dari 300 ml. Pleura adalah selaput pembungkus paru-paru. Namun, jika penumpukan cairan meningkat, penderita mungkin akan mengalami gejala sesak napas.
- Tuberkulosis kulit
Infeksi bakteri tuberkulosis juga bisa masuk ke jaringan kulit dan menyebabkan TBC kulit. TBC ekstra paru ini memiliki gejala berupa lesi yang membuat kulit melepuh dan bengkak. Gejala ini biasanya akan muncul di area lutut, siku, tangan, leher, dan kaki setelah 2-4 minggu bakteri menginfeksi jaringan kulit. Tingkat keparahan gejala bisa berbeda-beda untuk setiap orang tergantung dari kondisi sistem imunnya. Gejala lainnya dari TBC ekstra paru yang menyerang kulit adalah:
- Ruam berwarna ungu kecokelatan di sekitar lesi kulit
- Rasa sakit pada bagian lesi kulit
- Eritema atau ruam merah yang melebar pada kulit
- Lesi kulit berlangsung bertahun-tahun
Dari jenis-jenis yang disebutkan di atas, umumnya TBC ekstra paru berisiko pada beberapa kelompok, yaitu anak-anak atau lansia, penderita HIV/AIDS, serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk. Perbedaanya dengan TBC paru adalah TBC esktra paru menular melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan terjadi melalui transfusi darah.
Meski demikian, sama halnya dengan TBC paru, TBC ekstra paru juga dapat disembuhkan. Pengobatannya pun tidak jauh berbeda dengan TBC paru, yaitu dengan obat anti tuberkulosis (OAT), meski demikian perlu ada penyesuaian untuk beberapa kondisi yang menginfeksi organ vital.
Sumber:
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/batuk-penyakit-pernapasan/tb-ekstra-paru/
Global TB Report 2019. https://www.who.int/tb/publications/global_report/en/. Accessed in November 26th 2019.
Editor: Melya Findi, Damianus Wera
Gambar: Amadeus Rembrandt